Deli Serdang merupakan kabupaten dengan populasi terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2023, jumlah penduduknya mencapai 1.953.986 jiwa pada 2022, menjadikannya kabupaten paling padat di provinsi ini.
Kabupaten ini berada di bawah administratif Lubuk Pakam sebagai pusat pemerintahan. Deli Serdang dikenal sebagai daerah dengan sumber daya alam melimpah, sehingga menjadi kawasan yang kondusif bagi investasi. Keberagaman budaya juga menjadi kekuatan utama, karena dihuni masyarakat dari berbagai suku di seluruh Indonesia.
Deli Serdang: Kabupaten dengan Keberagaman Budaya Kuat
Sejak dahulu, Deli Serdang dikenal dengan kekayaan etnis yang khas. Etnis asli daerah ini adalah Melayu Deli dan sebagian Melayu Serdang, yang nama kabupatennya merujuk pada dua kesultanan besar, yaitu Kesultanan Deli dan Kesultanan Serdang.
Selain itu, terdapat komunitas Batak Karo, terutama di wilayah hulu perbatasan dengan Kabupaten Karo. Beragam suku pendatang seperti Jawa, Minangkabau, Toba, Simalungun, Nias, Tionghoa, hingga India juga hidup berdampingan, membentuk karakter masyarakat yang majemuk.
Sejarah Deli Serdang: Dari Kesultanan hingga Kabupaten Modern
Sejarah Kabupaten Deli Serdang berkaitan erat dengan dua kerajaan besar di Sumatera Utara. Sebelum Proklamasi Kemerdekaan 1945, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Kesultanan Deli yang berpusat di Medan serta Kesultanan Serdang di Perbaungan.
Setelah kemerdekaan, Deli dan Serdang ditetapkan sebagai daerah otonom berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1984 dan UU Darurat Nomor 7 Tahun 1965. Tanggal 1 Juli 1946 kemudian diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Deli Serdang.
Pemindahan ibu kota dari Medan ke Lubuk Pakam dilakukan melalui PP Nomor 7 Tahun 1984, dengan peresmian perkantoran di Tanjung Garbus oleh Gubernur Sumatera Utara pada 23 Desember 1986.
Pada 2003, berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2003, kabupaten ini dimekarkan menjadi dua, yaitu Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai. Kini, Deli Serdang terdiri dari 22 kecamatan, 14 kelurahan, dan 380 desa.
Daftar Bupati Deli Serdang dari Masa ke Masa
Kepemimpinan Kabupaten Deli Serdang tercatat melalui beberapa bupati berikut:
- Moenar S. Hamidjojo (1946–1947)
- Sampoerna Kolopaking (1947–1951)
- Wan Oemaroeddin Barus (1951–1958)
- Abdullah Eteng (1958–1963)
- Abdul Kadir Kendal Keliat (1963–1970)
- H. Baharoeddin Siregar (1970–1978)
- Abdul Muis Lubis (1978–1979)
- H. Tenteng Ginting (1979–1984)
- H. Wasiman (1984–1989)
- H. Ruslan Mansur (1989–1994)
- H. Maymaran NS (1994–1999)
- Drs. H. Abdul Hafid, MBA (1999–2004)
- Drs. H. Amri Tambunan (2004–2014)
- Ashari Tambunan (2014–2023)
- Ali Yusuf Siregar (2023–sekarang)
Geografi Deli Serdang: Dari Pesisir hingga Dataran Tinggi
Secara geografis, Deli Serdang berada pada koordinat 2°57’–3°16′ LU dan 98°33’–99°27′ BT, dengan ketinggian 0–500 mdpl. Wilayah ini berbatasan dengan:
- Utara: Provinsi Aceh
- Timur: Malaysia di Selat Malaka
- Selatan: Provinsi Riau dan Sumatera Barat
- Barat: Samudera Hindia
Kabupaten ini memiliki 22 kecamatan. Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu menjadi wilayah terluas dengan 223,38 km², sedangkan Deli Tua menjadi yang terkecil dengan luas 9,36 km².
Fakta Unik Deli Serdang yang Jarang Diketahui
1. Pintu Gerbang Sumatera Utara
Mantan Bupati Ashari Tambunan menyebut Deli Serdang sebagai akses utama menuju Sumatera Utara. Rute dari Tebingtinggi ke Medan hingga jalur dari luar pulau seperti Kalimantan harus melewati wilayah ini.
2. Lokasi Bandara Kualanamu yang Banyak Disangka Medan
Bandara Internasional Kualanamu, bandara terbesar ketiga di Indonesia, ternyata berada di Kabupaten Deli Serdang, bukan di Kota Medan seperti yang sering disangka masyarakat.
3. Tembakau Deli Mendunia
Tembakau Deli Serdang dikenal memiliki cita rasa khas. Produk ini bahkan dihargai tinggi di Bremen, Jerman. Mantan Presiden Kuba, Fidel Castro, pernah memuji tembakau Deli sebagai salah satu yang paling nikmat di dunia.
4. Wilayah Bersejarah Kesultanan Deli
Beberapa kawasan di Deli Serdang dulunya termasuk dalam wilayah Kesultanan Deli, yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah Sumatera Utara.
5. Kampus Negeri Besar Berlokasi di Deli Serdang
Dua kampus besar, yaitu Universitas Negeri Medan (Unimed) dan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) berada di Kecamatan Percut Sei Tuan. Unimed sebelumnya berada di Medan, namun dipindahkan karena jumlah program studinya terus berkembang.
Deli Serdang: Perpaduan Sejarah dan Kemajuan Modern
Kabupaten Deli Serdang bukan hanya memiliki sejarah panjang, tetapi juga karakter unik yang membedakannya dari daerah lain. Dari tembakau legendaris, keberadaan Bandara Kualanamu, hingga keragaman budaya, semuanya mencerminkan kekuatan “BHINNEKA PERKASA JAYA” sebagai motto resmi daerah ini.
Dengan kekayaan alam, budaya, dan sejarahnya, Deli Serdang terus berkembang sebagai kawasan strategis dan berpengaruh di Sumatera Utara.


